Jumat, 31 Oktober 2014

PENGERTIAN ENZIM DAN LETAK DALAM ORGAN TUBUH MANUSIA

Kata PENGANTAR

Alhamdulillahhirrobbil’aalamiin, puji dan syukur saya panjatkan Kehadirat Allah SWT berkat rahmat serta hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan salah satu tugas pada mata kuliah Dasar Biokimia.
Makalah ini berisikan tentang konsep enzim dan peranan enzim dalam tatanan klinik. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada  Dosen mata kuliah Dasar Biokimia. Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan masukan yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan baik dari segi isi materi maupun sistematika penulisannya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

1 November 2014

penulis







BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Enzim mempunyai peranan penting dalam kehidupan makhluk hidup. Tanpa adanya enzim, kehidupan yang kita kenal sekarang ini tidak akan mungkin ada. Pada tahun 1878, ahli fisiologi Jerman Wilhelm Kuhne (1837–1900) pertama kali menggunakan istilah "enzyme", yang berasal dari bahasa yunani yang berarti “ragi”. Kata "enzyme" kemudian digunakan untuk merujuk pada zat mati seperti pepsin, dan kata ferment digunakan untuk merujuk pada aktivitas kimiawi yang dihasilkan oleh organisme hidup.
Enzim adalah polimer biologik yang mengkatalisis reaksi kimia yang berlangsung dalam tubuh. Sebagai biokatalisator yang mengatur semua kecepatan semua proses fisiologis, enzim memegang peranan utama dalam kesehatan dan penyakit. Meskipun dalam keadaan sehat semua proses fisiologis akan berlangsung dengan cara yang tersusun serta teratur sementara homeostasis akan dipertahankan, namun keadaan homeostasis dapat mengalami gangguan yang berat dalam keadaan patologis.
Semua hal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam Enzymologi yang terdapat dalam bidang kesehatan, kedokteran, keperawatan, kebidanan, farmasi dan lain sebagainya. Oleh karena itu makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih lanjut tentang konsep enzim dan fungsinya di tatanan klinik

1.2  TUJUAN
1.2.1        Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang konsep enzim beserta kegunaannya di tatanan klinik
1.2.2        Khusus
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami :
a.       Definisi enzim
b.      letak enzim dalam tubuh manusia
c.       Sifat-sifat enzim



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Enzim
Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi.
Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang beracun.
Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).

2.2  Sifat-Sifat Enzim
Enzim mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60ยบ C, karena enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat thermolabil.
Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat digunakan berulang-ulang.

2.3   Letak Enzim Dalam tubuh manusia
a.        Mulut : Amilase (Ptialin) –> Memecah karbohidrat rantai panjang seperti amilum dan dekstrin, akan diurai menjadi molekul yang lebih sederhana
b.      Lambung : Lipase : Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit ; Renin : Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
c.       Usus halus  : Disakaridase — > Menguraikan disakarida menjadi monosakarida ; Erepsinogen –> Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.
d.      Pancreas : Enterokinase –> Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin ; Tripsin–> mengubah pepton menjadi asam amino ; Amilase –> Mengubah amilum menjadi disakarida ; Lipase –> Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol ; Tripsinogen –> Tripsin yang belum aktif ; Kimotripsin –> Mengubah peptone menjadi asam amino ; Nuklease –> Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat.
Tabel letak enzim antara lain :

No.
Nama Enzim
Letak
Fungsi
Penghasil
Mengubah
Menjadi
1.
Ptialin / Amilase
Mulut
Amilum
Maltosa
Kelenjar Ludah
2.
Pepsin
Lambung
Protein
Pepton
Lambung
3.
Renin
Lambung
Mengendapkan kasein susu
Lambung
4.
Amilase
Usus 12 Jari
Maltosa
Glukosa
Pankreas
5.
Tripsin
Usus 12 Jari
Pepton
Asam Amino
Pankreas
6.
Lipase
Usus 12 Jari
Lemak
Asam Lemak & Gliserol
Pankreas
7.
Erepsin
Usus Halus
Pepton
Asam Amino
Usus 12 Jari
8.
Maltase
Usus Halus
Maltosa
Glukosa + Glukosa
Usus Halus
9.
Sukrase
Usus Halus
Sukrosa
Glukosa + Fruktosa
Usus Halus
10.
Laktase
Usus Halus
Laktosa
Glukosa + Galaktosa
Usus Halus
2.4  Fungsi Enzim Dalam Tatanan Klinik
Enzim mempunyai berbagai fungsi bioligis dalam tubuh emophil hidup. Enzim berperan dalam transduksi signal dan regulasi sel, seringkali melalui enzim kinase dan fosfatase. Enzim juga berperan dalam menghasilkan pergerakan tubuh, dengan emoph menghidrolisis ATP untuk menghasilkan kontraksi otot (Hunter, 1995). Enzim menentukan langkah-langkah apa saja yang terjadi dalam lintasan emophilia ini. Tanpa enzim, emophilia tidak akan berjalan melalui langkah yang teratur ataupun tidak akan berjalan dengan cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan sel.
Enzim juga memberikan peranan dalam tatanan klinik yaitu antara lain (Sadikin, 2002) :
2.4.1        Sebagai alat emophilia suatu penyakit (abnormalitas).
Pemanfaatan enzim untuk alat diagnosis secara garis besar dibagi dalam tiga kelompok :
a.        Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan suatu jaringan atau organ akibat penyakit tertentu.
Penggunaan enzim sebagai petanda dari kerusakan suatu jaringan mengikuti prinsip bahwasanya secara teoritis enzim intrasel seharusnya tidak terlacak di cairan ekstrasel dalam jumlah yang signifikan. Pada kenyataannya selalu ada bagian kecil enzim yang berada di cairan ekstrasel. Keberadaan ini diakibatkan adanya sel yang mati dan pecah sehingga mengeluarkan isinya (enzim) ke lingkungan ekstrasel, namun jumlahnya sangat sedikir dan tetap. Apabila enzim intrasel terlacak di dalam cairan ekstrasel dalam jumlah lebih besar dari yang seharusnya, atau mengalami peningkatan yang bermakna/signifikan, maka dapat diperkirakan terjadi kematian (yang diikuti oleh kebocoran akibat pecahnya emophil) sel secara besar-besaran. Misalnya : Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu isozim dari tripsin) hingga empat ratus kali menunjukkan adanya pankreasitis akut
b.        Enzim sebagai suatu reagensia diagnosis
Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan suatu senyawa petanda yang dicari dapat diketahui dan diukur berapa jumlahnya. Contoh : Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan bakteriArthobacter globiformis dapat digunakan untuk mengukur asam urat.
c.        Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia
Sebagai petanda pembantu dari reagensia, enzim bekerja dengan memperlihatkan reagensia lain dalam mengungkapkan senyawa yang dilacak. Senyawa yang dilacak dan diukur sama sekali bukan substrat yang khas bagi enzim yang digunakan. Contoh penggunaannya adalah pada teknik EMIT (Enzim Multiplied Immunochemistry Test), molekul kecil seperti obat atau emophi ditandai oleh enzim tepat di situs katalitiknya, menyebabkan emophil tidak dapat berikatan dengan molekul (obat atau emophi) tersebut. Enzim yang lazim digunakan dalam teknik ini adalah lisozim, malat dehidrogenase, dan gluksa-6-fosfat dehidrogenase.
2.4.2        Untuk mengetahui perjalanan suatu penyakit.
2.4.3        Enzim digunakan sebagai obat
Penggunaan enzim sebagai obat biasanya mengacu kepada pemberian enzim untuk mengatasi defisiensi enzim yang seyogyanya terdapat di dalam tubuh manusia untuk mengkatalis rekasi-reaksi tertentu. Berdasarkan lamanya pemberian enzim sebagai pengobatan, maka keadaan defisiensi enzim dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keadaan defisiensi enzim yang bersifat sementara dan bersifat menetap. Contoh kelainan akibat defisiensi enzim antara lain adalah emophilia
2.4.4        Enzim sebagai sasaran pengobatan
Merupakan terapi di mana senyawa tertentu digunakan untuk memodifikasi kerja enzim, sehingga dengan demikian efek yang merugikan dapat dihambat dan efek yang menguntungkan dapat dibuat.
Berdasarkan sasaran pengobatan, dapat dibagi menjadi :
a.       Terapi di mana enzim sel individu sebagai sasaran kinerja terapi
Dalam hal ini digunakan senyawa-senyawa untuk mempengaruhi kerja suatu enzim sebagai penghambat bersaing. Contoh penyakit yang dapat diobati dengan terapi ini : DM, penyakit kanker, penyakit kejiwaan dll.
b.      Terapi di mana enzim mikroorganisme yang menjadi sasaran kerja
Dalam hal ini digunakan prinsip bahwa enzim yang dibidik tidak boleh mengkatalisis reaksi yang sama atau menjadi bagian dari proses yang sama dengan yang terdapat pada sel pejamu. Hal ini bertujuan untuk melindungi sel pejamu, sekaligus meningkatkan spesifitas terapi ini. Karena yang dibidik adalah enzim mikroorganisme, maka penyakit yang dihadapi kebanyakan adalah penyakit-penyakit infeksi. Contoh penyakit yang dapat diobati dengan terapi ini adalah : penyakit tumor
















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Enzim merupakan katalisator protein yang mengatur kecepatan berlangsungnya berbagai proses fisiologis. Sebagai katalisator, enzim ikut serta dalam reaksi dan kembali ke keadaan semula bila reaksi telah selesai. Enzim bersifat spesifik artinya hanya mengkatalis beberapa jenis reaksi saja bahkan ada yang hanya satu jenis reaksi saja. Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, tingkat keasaman, konsentrasi substrat dan enzim serta adanya inhibitor. Enzim juga mempunyai peranan penting dalam tatanan klinik salah satunya yaitu untuk mengetahui perjalanan suatu penyakit.
3.2  Saran
Untuk kedepannya diharapkan mahasiswa dapat membuat lagi suatu makalah yang membahas lebih spesifik lagi tentang peranan enzim di bidang pelayanan kesehatan terutama keperawatan.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Spesifitas Enzim Terhadap Substrat. Diposkan Desember 2003. Diakses tanggal 31 Maret 2012. URL : www.bioweb.wku.edu\courses\BIOL115\Wyatt\Biochem\metabolism.htm
Anonim. 2003. Biology Project-Biochemistry. Diposkan September 2003. Diakses tanggal 31 Maret 2012. URL : www.biology.arizona.edu\biochemistry\biochemistry.
De Bolster, M.W.G. 1997. Glossary of Terms Used in Bioinorganic Chemistry: Cofactor. International Union of Pure and Applied Chemistry.



PENGERTIAN ENZIM DAN LETAK DALAM ORGAN TUBUH MANUSIA

Kata PENGANTAR

Alhamdulillahhirrobbil’aalamiin, puji dan syukur saya panjatkan Kehadirat Allah SWT berkat rahmat serta hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan salah satu tugas pada mata kuliah Dasar Biokimia.
Makalah ini berisikan tentang konsep enzim dan peranan enzim dalam tatanan klinik. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada  Dosen mata kuliah Dasar Biokimia. Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan masukan yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan baik dari segi isi materi maupun sistematika penulisannya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

1 November 2014

penulis







BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Enzim mempunyai peranan penting dalam kehidupan makhluk hidup. Tanpa adanya enzim, kehidupan yang kita kenal sekarang ini tidak akan mungkin ada. Pada tahun 1878, ahli fisiologi Jerman Wilhelm Kuhne (1837–1900) pertama kali menggunakan istilah "enzyme", yang berasal dari bahasa yunani yang berarti “ragi”. Kata "enzyme" kemudian digunakan untuk merujuk pada zat mati seperti pepsin, dan kata ferment digunakan untuk merujuk pada aktivitas kimiawi yang dihasilkan oleh organisme hidup.
Enzim adalah polimer biologik yang mengkatalisis reaksi kimia yang berlangsung dalam tubuh. Sebagai biokatalisator yang mengatur semua kecepatan semua proses fisiologis, enzim memegang peranan utama dalam kesehatan dan penyakit. Meskipun dalam keadaan sehat semua proses fisiologis akan berlangsung dengan cara yang tersusun serta teratur sementara homeostasis akan dipertahankan, namun keadaan homeostasis dapat mengalami gangguan yang berat dalam keadaan patologis.
Semua hal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam Enzymologi yang terdapat dalam bidang kesehatan, kedokteran, keperawatan, kebidanan, farmasi dan lain sebagainya. Oleh karena itu makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih lanjut tentang konsep enzim dan fungsinya di tatanan klinik

1.2  TUJUAN
1.2.1        Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang konsep enzim beserta kegunaannya di tatanan klinik
1.2.2        Khusus
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami :
a.       Definisi enzim
b.      letak enzim dalam tubuh manusia
c.       Sifat-sifat enzim



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Enzim
Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi.
Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang beracun.
Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).

2.2  Sifat-Sifat Enzim
Enzim mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60ยบ C, karena enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat thermolabil.
Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat digunakan berulang-ulang.

2.3   Letak Enzim Dalam tubuh manusia
a.        Mulut : Amilase (Ptialin) –> Memecah karbohidrat rantai panjang seperti amilum dan dekstrin, akan diurai menjadi molekul yang lebih sederhana
b.      Lambung : Lipase : Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit ; Renin : Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
c.       Usus halus  : Disakaridase — > Menguraikan disakarida menjadi monosakarida ; Erepsinogen –> Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.
d.      Pancreas : Enterokinase –> Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin ; Tripsin–> mengubah pepton menjadi asam amino ; Amilase –> Mengubah amilum menjadi disakarida ; Lipase –> Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol ; Tripsinogen –> Tripsin yang belum aktif ; Kimotripsin –> Mengubah peptone menjadi asam amino ; Nuklease –> Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat.
Tabel letak enzim antara lain :

No.
Nama Enzim
Letak
Fungsi
Penghasil
Mengubah
Menjadi
1.
Ptialin / Amilase
Mulut
Amilum
Maltosa
Kelenjar Ludah
2.
Pepsin
Lambung
Protein
Pepton
Lambung
3.
Renin
Lambung
Mengendapkan kasein susu
Lambung
4.
Amilase
Usus 12 Jari
Maltosa
Glukosa
Pankreas
5.
Tripsin
Usus 12 Jari
Pepton
Asam Amino
Pankreas
6.
Lipase
Usus 12 Jari
Lemak
Asam Lemak & Gliserol
Pankreas
7.
Erepsin
Usus Halus
Pepton
Asam Amino
Usus 12 Jari
8.
Maltase
Usus Halus
Maltosa
Glukosa + Glukosa
Usus Halus
9.
Sukrase
Usus Halus
Sukrosa
Glukosa + Fruktosa
Usus Halus
10.
Laktase
Usus Halus
Laktosa
Glukosa + Galaktosa
Usus Halus
2.4  Fungsi Enzim Dalam Tatanan Klinik
Enzim mempunyai berbagai fungsi bioligis dalam tubuh emophil hidup. Enzim berperan dalam transduksi signal dan regulasi sel, seringkali melalui enzim kinase dan fosfatase. Enzim juga berperan dalam menghasilkan pergerakan tubuh, dengan emoph menghidrolisis ATP untuk menghasilkan kontraksi otot (Hunter, 1995). Enzim menentukan langkah-langkah apa saja yang terjadi dalam lintasan emophilia ini. Tanpa enzim, emophilia tidak akan berjalan melalui langkah yang teratur ataupun tidak akan berjalan dengan cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan sel.
Enzim juga memberikan peranan dalam tatanan klinik yaitu antara lain (Sadikin, 2002) :
2.4.1        Sebagai alat emophilia suatu penyakit (abnormalitas).
Pemanfaatan enzim untuk alat diagnosis secara garis besar dibagi dalam tiga kelompok :
a.        Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan suatu jaringan atau organ akibat penyakit tertentu.
Penggunaan enzim sebagai petanda dari kerusakan suatu jaringan mengikuti prinsip bahwasanya secara teoritis enzim intrasel seharusnya tidak terlacak di cairan ekstrasel dalam jumlah yang signifikan. Pada kenyataannya selalu ada bagian kecil enzim yang berada di cairan ekstrasel. Keberadaan ini diakibatkan adanya sel yang mati dan pecah sehingga mengeluarkan isinya (enzim) ke lingkungan ekstrasel, namun jumlahnya sangat sedikir dan tetap. Apabila enzim intrasel terlacak di dalam cairan ekstrasel dalam jumlah lebih besar dari yang seharusnya, atau mengalami peningkatan yang bermakna/signifikan, maka dapat diperkirakan terjadi kematian (yang diikuti oleh kebocoran akibat pecahnya emophil) sel secara besar-besaran. Misalnya : Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu isozim dari tripsin) hingga empat ratus kali menunjukkan adanya pankreasitis akut
b.        Enzim sebagai suatu reagensia diagnosis
Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan suatu senyawa petanda yang dicari dapat diketahui dan diukur berapa jumlahnya. Contoh : Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan bakteriArthobacter globiformis dapat digunakan untuk mengukur asam urat.
c.        Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia
Sebagai petanda pembantu dari reagensia, enzim bekerja dengan memperlihatkan reagensia lain dalam mengungkapkan senyawa yang dilacak. Senyawa yang dilacak dan diukur sama sekali bukan substrat yang khas bagi enzim yang digunakan. Contoh penggunaannya adalah pada teknik EMIT (Enzim Multiplied Immunochemistry Test), molekul kecil seperti obat atau emophi ditandai oleh enzim tepat di situs katalitiknya, menyebabkan emophil tidak dapat berikatan dengan molekul (obat atau emophi) tersebut. Enzim yang lazim digunakan dalam teknik ini adalah lisozim, malat dehidrogenase, dan gluksa-6-fosfat dehidrogenase.
2.4.2        Untuk mengetahui perjalanan suatu penyakit.
2.4.3        Enzim digunakan sebagai obat
Penggunaan enzim sebagai obat biasanya mengacu kepada pemberian enzim untuk mengatasi defisiensi enzim yang seyogyanya terdapat di dalam tubuh manusia untuk mengkatalis rekasi-reaksi tertentu. Berdasarkan lamanya pemberian enzim sebagai pengobatan, maka keadaan defisiensi enzim dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keadaan defisiensi enzim yang bersifat sementara dan bersifat menetap. Contoh kelainan akibat defisiensi enzim antara lain adalah emophilia
2.4.4        Enzim sebagai sasaran pengobatan
Merupakan terapi di mana senyawa tertentu digunakan untuk memodifikasi kerja enzim, sehingga dengan demikian efek yang merugikan dapat dihambat dan efek yang menguntungkan dapat dibuat.
Berdasarkan sasaran pengobatan, dapat dibagi menjadi :
a.       Terapi di mana enzim sel individu sebagai sasaran kinerja terapi
Dalam hal ini digunakan senyawa-senyawa untuk mempengaruhi kerja suatu enzim sebagai penghambat bersaing. Contoh penyakit yang dapat diobati dengan terapi ini : DM, penyakit kanker, penyakit kejiwaan dll.
b.      Terapi di mana enzim mikroorganisme yang menjadi sasaran kerja
Dalam hal ini digunakan prinsip bahwa enzim yang dibidik tidak boleh mengkatalisis reaksi yang sama atau menjadi bagian dari proses yang sama dengan yang terdapat pada sel pejamu. Hal ini bertujuan untuk melindungi sel pejamu, sekaligus meningkatkan spesifitas terapi ini. Karena yang dibidik adalah enzim mikroorganisme, maka penyakit yang dihadapi kebanyakan adalah penyakit-penyakit infeksi. Contoh penyakit yang dapat diobati dengan terapi ini adalah : penyakit tumor
















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Enzim merupakan katalisator protein yang mengatur kecepatan berlangsungnya berbagai proses fisiologis. Sebagai katalisator, enzim ikut serta dalam reaksi dan kembali ke keadaan semula bila reaksi telah selesai. Enzim bersifat spesifik artinya hanya mengkatalis beberapa jenis reaksi saja bahkan ada yang hanya satu jenis reaksi saja. Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, tingkat keasaman, konsentrasi substrat dan enzim serta adanya inhibitor. Enzim juga mempunyai peranan penting dalam tatanan klinik salah satunya yaitu untuk mengetahui perjalanan suatu penyakit.
3.2  Saran
Untuk kedepannya diharapkan mahasiswa dapat membuat lagi suatu makalah yang membahas lebih spesifik lagi tentang peranan enzim di bidang pelayanan kesehatan terutama keperawatan.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Spesifitas Enzim Terhadap Substrat. Diposkan Desember 2003. Diakses tanggal 31 Maret 2012. URL : www.bioweb.wku.edu\courses\BIOL115\Wyatt\Biochem\metabolism.htm
Anonim. 2003. Biology Project-Biochemistry. Diposkan September 2003. Diakses tanggal 31 Maret 2012. URL : www.biology.arizona.edu\biochemistry\biochemistry.
De Bolster, M.W.G. 1997. Glossary of Terms Used in Bioinorganic Chemistry: Cofactor. International Union of Pure and Applied Chemistry.