Rabu, 08 Mei 2013

my zodiak


Zodiak Scorpio (23 Oktober - 22 November)

Hari ini kamu cukup bersemangat untuk mengontak seseorang yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada kamu. Kamu sebenarnya ingin meminta bantuan dia. Akan tetapi, kamu penasaran dan ingin tahu sejauh mana kamu bisa ‘memaksanya’. Jangan lakukan ini. Kalau mau minta tolong, lihatlah situasi dan kondisi. Cobalah berempati.

Kesehatan: Agak capek.
Keuangan: Sedikit boros.
Asmara: Biasa-biasa aja.
Kepribadian: Banyak orang menyukaimu karena kamu orang yang ceria, tapi jangan berpikir bahwa karenanya mereka pasti akan selalu ada ketika kamu membutuhkan mereka.






Zodiak Leo (21 Juli-21 Agustus)

Kamu akan mulai melakukan suatu hal besar yang selama ini kamu idamkan. Ternyata memang ngga semudah yang dibayangkan, tapi karena kamu memang ingin berada di posisi ini, semua hambatan nampaknya bakal mudah kamu singkirkan. Selamat berjuang deh buat kamu.

Kesehatan: Sedikit merasa capek.
Keuangan: Mendingan disimpan untuk yang lebih perlu.
Asmara: Tunjukkan kalau kamu benar sayang padanya.
Kepribadian: Tetapkan konsisten sama apa yang ingin kamu capai. Pasti cepat atau lambat kamu bisa meraihnya.

Zodiak Aquarius (20 Januari - 18 Februari)

Ada rasa rindu yang menyelinap di hatimu karena sudah agak lama tidak bertemu dengan orang yag dekat denganmu. Kamu memang malu mengakui sama orang yang bersangkutan. Makanya, kamu cuma sekedar menelponnya dan ngga cerita tentang apa yang kamu rasakan. Ngga apa-apa, yang penting sudah terobati kan?!

Kesehatan: Agak pusing.
Keuangan: Jangan boros donk.
Asmara: Urusan percintaan memang membingungkan.
Kepribadian: Kamu sudah tepat mengambil keputusan. Memang ngga perlu semua hal diumbar.

Selasa, 07 Mei 2013

ASKEP KANKER URETER


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Kanker adalah Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan pertumbuhan selular dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal.
Kanker istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan malignan dalam setiap bagian tubuh. Pertumbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembang dengan mengorbankan manusia yang menjadi hospesnya.
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
1.2    Tujuan
1.2.1   Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan  pada klien dengan masalah  ca ureter.
1.2.2   Tujuan Khusus
1.      Mahasiswa mampu membuat pengkajian pada klien dengan masalah  ca ureter.
2.      Mahasiswa mampu menegakkan diagnose pada klien dengan masalah ca ureter.
3.      Mahasiswa mampu merencanakan asuhan keperawatan  pada klien dengan masalah ca ureter.
4.      Mahasiswa mampu mengimplementasikan masalah keperawatan pada klien Ca ureter
5.      Mahasiswa mampu mengevaluasi pada klien dengan masalah ca ureter.

1.2.3   Manfaat
Dengan adanya makalah ini kita sebagai mahasiswa agar dapat mengetahui penyebab ca ureter dan pencegahannya agar  terhindar dari ca ureter  baik untuk dirinya sendiri maupun keluarga dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarak agar mampu menjaga kesehatannya, serta bisa menjadi refrensi untuk mendapat pengetahuan bahayanya penyakit ca ureter yang dapat menyebabkan kematian.



BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR TEORI
2.1.1 Definis
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal. Kanker dapat terjadi pada sel-sel yang melapisi pelvis renalis dan ureter.
Kanker pada sel-sel yang melapisi pelvis renalisdisebut karsinoma sel transisional. Pelvis renalis adalah bagian ginjal yang berfungsi sebagai corong yang mengalirkan air kemih ke ureter. Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria. Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih. Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk batu/kalkulus.
 2.1.2 Etiologi
Kemungkinan besar perkembangan kanker adalah terkait dengan masalah kromosom yang menyebabkan penampilan dan pertumbuhan sel-sel ganas. Hal ini bisa disebabkan sebagai akibat dari paparan karsinogenik tertentu, rangsangan agen atau zat yang dapat menyebabkan kanker.
2.1.3 Manifestasi Klinis
1.      Hematuria
Hematuria dapat dibagi menjadi hematuria intermiten atau penuh, dan dapat dinyatakan sebagai hematuria awal atau terminal hematuria, sebagian dari pasien kanker kandung kemih akan ada pembuangan gumpalan gumpalan darah dan bangkai bangkai busuk.
2.      Iritasi kandung kemih
Tumor terbentuk di trigonum kandung kemih, lingkup patologi meluas atau saat terjadi infeksi dapat menstimulasi sampai ke kandung kemih sehingga menyebabkan fenomena sering buang air kecil dan urgen.
3.      Gejala obstruktif saluran kemih
Adanya tumor yang lebih besar, tumor pada ureter dan penyumbatan gumpalan darah akan menyebabkan buang air bahkan sampai retensi urin. Infiltrasi tumor ke dalam lubang saluran kemih dapat menyebabkan obstruksi saluran kemih, sehingga menimbulkan nyeri pinggang, hidronefrosis dan fungsi ginjal terganggu.
4.      Gejala metastase
Invasi tumor stadium lanjut sampai ke jaringan kandung kemih sekitarnya, organ lain atau metastasis kelenjar getah panggul simpul, akan menyebabkan nyeri di daerah kandung kemih, uretra fistula vagina, dan edema ekstremitas bawah, metastasis sampai organ yang lebih jauh, nyeri tulang dan cachexia.

2.1.4 Patofisiologi  
Kenaikan tekanan ureter menyebabkan perubahan yang ditandai difirasi glomelurus, fungsi tubular, dan aliran darah ginjal, tingkat perubahan secara fungsional secara langsung berkaitan dengan durasi dalam sistem pengumpulan intrarenal, derajat diladasi oleh parenkem ginjal.

2.1.5 Klasifikasi
1.         Stadium (0)    
Dikenal sebagai karsinoma in situ, di dalam ureter organisme bagian tepi timbul tumor.
2.         Stadium (I)
Sel kanker telah menyebar ke lapisan dalam dan luar ureter.
3.         Stadium (II)   
Sel kanker telah menyebar ke lapisanan otot dinding ureter.
4.         Stadium (III)
 Sel kanker telah menyebar sampai jaringan adipose pada sekitar ureter , kemungkinan menyebar sampai ke alat kelamin.
5.         Stadium (IV)
Sel kanker telah menyebar dari ureter sampai ke peritoneum atau ke panggul. Sel kanker mungkin telah mempengaruhi sampai ke kelanjar getah bening atau sampai ke organ lain dalam tubuh.
6.         Kekambuhan
Setelah dilakukan pengobatan kanker ureter, ureter atau bagian lain dalam tubuh bisa mengalami kekambuhan.
                                                    






2.1.6 Pathway

Ca Ureter


 
        Respon Obstruksi    Respon Infeksi dan Inflamasi akibat       Respon edema
Iritasi kanker

Nyeri kolik, hematuria,     Respons sistemik akibat nyeri      Peningkatan tekanan
Sering Miksi                   kolik (mual,muntah,anoreksia)     Hidrostatik dan distensi
                                                  kelemahan    intoleransi aktivitas
                                                                                    Piala ureter serta ureter












Ggn rasa nyaman nyeri
 

Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
 



 







2.1.7 Komplikasi
1. Pembentukan Abses ginjal atau perirenal.
2. Gagal ginjal.
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostic
1.         Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan urografi intravena atau urografi retrograd.
2.         CT scan dapat membantu membedakan tumor dengan batu ginjal atau bekuan darah dan menunjukkan pertumbuhan kanker.
3.         Pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh air kemih bisa menunjukkan adanya sel-sel kanker.
4.         Ureteroskopi atau nefroskopi digunakan untuk mengamati atau kadang untuk mengobati tumor yang kecil.
 2.1.9 Penatalaksanaan
Jika kanker belum menyebar, maka dilakukan pengangkatan ginjal dan ureter (nefroureterektomi). Tetapi jika ginjal tidak berfungsi dengan baik atau jika penderita hanya memiliki 1 ginjal, maka tidak dilakukan pengangkatan ginjal, karena penderita akan tergantung kepada dialisa. Jika kanker telah menyebar, dilakukan kemoterapi. Pengobatan untuk kanker uretra bisa dilakukan dengan cara:
1.      Pembedahan
2.      Terapi penyinaran, menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi lainnya untuk membunuh sel-sel kanker.
3.      Kemoterapi, menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Pembedahan untuk mengangkat kanker
ureter terdiri dari:
a.       Elektrofulgurasi, menggunakan arus listrik untuk mengangkat kanker. Tumor dan daerah di sekitarnya dibakar lalu diangkat dengan pisau bedah.
b.      Terapi laser.

2.2  KONSEP DASAR ASKEP
2.2.1     Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah pendekatan sistemik untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat diketahui kebutuhan perawatan pasien tersebut.
a.       Anamnesis
Keluhan utama yang sering menjadi alasan kien untuk meminta pertolongan kesehatan kepada tenaga kesehatan atau tanaga menis.
b.      Riwayat penyakit saat ini
Faktor riwayat penyakit sangat penting di ketahui karena untuk mengetahui predisposisi penyebab Ca ureter. Disini harus di tanya dengan jelas tentang gejala yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh, atau bertambah buruk. Keluhan Ca ureter perlu mendapat perhatian untuk di lakukan pengkajian lebih mendalam, bagaimana sifat timbulnya Ca ureter, stimulus apa yang sering menimbulkan nyeri pada ureter, dan tindakan apa yang telah di berikan dalam upaya menurunkan keluhan nyeri tersebut.
c.       Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian penyakit yang pernah di alami klien yang memungkinkan adanya hubungan atau  menjadi predisposisi keluhan sekarang meliputi pernah kah klien mengalami Ca ureter sebelumnya.
d.      Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Pengkajian mekanisme koping yang di gunakan klien juga penting untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang di deritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga dan mesyarakat serrta respon atau pengaruh dalam kehidupan sehari hari baik dalam keluarga atau masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada klien, yaitu timbul ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa ketidak mampuan untuk melakukan aktifitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan citra tubuh). Karena klien harus menjalani rawat inap maka apakah keadaan ini memberi dampak pada ststus ekonomi klien, karena biaya perawatan dan pengobatan memerlukan dana yang tidak sedikit.

Pengkajian diagnostik pada Ca ureter
1.      Pemeriksaan sedimen urine menunjukan adanya: leukosituria, hematuria, dan dijumpai kristal-kristal berbentuk kanker.
2.      Pemeriksaan kultur urine mungkin menunjukan adanya pertumbuhan kumanpemecah urea.
3.      Pemeriksaan fungsi ureter untuk memonitor penurunan fungsi.
4.      Pemeriksaan elektrolit untuk ketrlibatan peningkatan kalsium dalam darah.
5.      Pemeriksaan foto polos abdomen, PIV, urogram, USG untuk menilai posisi, besar, dan benttuk batu dalam saluran kemih.

2.2.2     Diagnosis Keperawatan
a.         Analisa Data
Analisa data merupakan proses intelektual yang meliputi kegiatan mentabulasi, menyeleksi, mengelompokkan, mengaitkan data, menentukan kesenjangan informasi, melihat pola data, membandingakan dengan standar, menginterpretasi dan akhirnya membuat kesimpulan. Hasil analisa data adalah pernyataan masalah keperawatan atau yang disebut diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti tentang masalah pasien/klien serta penyebabnya yang dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan.
Diagnosa yang muncul pada kasus Ca ureter :
1.      Gangguan Nyaman Nyeri b/d aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises, peregangan dari terminal syaraf sekunder dari adanya batu pada ginjal, nyeri pasca bedah.
2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan status metabolik akibat keganasan, efek radioterapi/kemoterapi dan distres emosional.
3.      Ansietas b/d prognosis pembedahan, tindakan invasif diagnostik.

2.2.3     Rencana Keperawatan
1.      Gangguan nyaman nyeri  b/d aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises, pergangan dari terminal syaraf sekunder dari adanya batu pada ginjal, nyeri pasca bedah.
Tunjuan :  
Nyeri berkurang/hilang/teradaptasi.
Kriteria hasil:
a.    Nyeri berkurang atau dapat beradaptasi dengan sekala nyeri 0-1
b.    Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.
c.    Eksfresi klien rlaks
Intervensi dan Rasional :
Intervensi
Rasional
1.    kaji derajat ketidaknyamanan melalui isyarat verba dan nonverbal, perhatikan pengaruh budaya terhadap pengaruh nyeri.

2.    Bantu klien agar dapat beristirahat.



3.    berikan lingkungan yang nyaman dan batasi pengunjung.


4.    Beri kompres hangat pada pinggang.



5.    Bantu dalam penggunaan tehnik pernapasan yang tepat
6.    kolaborasi dalam pemberian analgetik
1.      Tindakan dan reaksi nyeri adalah individual dan berdasarkan pengalaman masa lalu, serta memahami perubahan fsiologis dan latar belakang budaya.
2.      Dapat menurunkan kebutuhan oksigen jaringan ferifer sehingga akan meningkatkan suplai darah ke jaringan.
3.      Lingkungan yang nyaman dapat menurunkan stimulasi nyeri eksternal dan klien dapat beristirahat dengan nyaman..
4.      Vasodilatasi dapat menurunkan spasme otot dan kontraksiotot pinggangsehingga menurunkan stimulasi nyeri.
5.      dapat memblok imfuls nyeri dalam korteks serebri.

6.      analgentik dapat mengurangi rasa nyeri

2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan status metabolik akibat keganasan, efek radioterapi/kemoterapi dan distres emosional.
Tunjuan:
Nutrisi dapat tercukupi.
Kriteria hasil :
a.       dapat mempertahankan BB
b.      Bebas dari tanda mal nutrisi
c.       Secara subjektif melaporkan kekurangan nutrisi tercukupi.
d.      Eksfresi klien rileks
Intervensi dan Rasional
Intervensi
rasional
1.    kaji penyebab kurangnya nutrisi

2.    Berikan makanan sedikit tetapi sering


3.    Dorong klien untuk meningkatkan asupan nutrisi (tinggi kalori tinggi protein) dan asupan cairan yang adekuat.

4.    Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan program diet pemulihan bagi klien.

5.    Berikan obat anti emetik dan roborans sesuai program terapi.


1.      mengetahui penyebab dapat menentukan tindakan selanjutnya
2.      makan yang sedikit tapi sering dapat meningkatkan nutrisi pada klien
3.      Asupan nutrisi dan cairan yang adekuat diperlukan untuk mengimbangi status hipermetabolik pada klien dengan keganasan.

4.      Kebutuhan nutrisi perlu diprogramkan secara individual dengan melibatkan klien dan tim gizi bila diperlukan.

5.      Anti emetik diberikan bila klien mengalami mual dan roborans mungkin diperlukan untuk meningkatkan napsu makan dan membantu proses metabolisme.

3.      Resiko tinggi terhadap infeksi b/d jaringan trauma, kulit rusak, prosedur invasif.
Tujuan :
Resiko tinggi infeksi dapat teratasi
Kriteria Hasil :
a.       Tidak di temukan tanda-tanda infeksi
b.      kadar Hb dalam batas normal (11-14 gr %)
c.       pasien tidak demam atau menggigil suhu dalam batas normal 37o C
Intervensi dan Rasional :
Intervensi
Rasional
1.      Kaji tanda-tanda infeksi


2.      Berikan perawatan aseptik dan antiseptik, lakukan cuci tangan yang baik sebelum melakukan tindakan keperawatan.
3.      Kaji daerah kulit yang mengalami kerusakan, daerah yang terpasang alat invasi, catat karakteristik dari drainase dan adanya inflamasi.
4.      Pantau suhu tubuh secara teratur, catat adanya demam, menggigil, diaforesis dan perubahan fungsi mental (penurunan kesadaran).
5.      Anjurkan untuk melakukan napas dalam, latihan pengeluaran sekret paru secara terus menerus. Observasi karakteristik sputum.
6.      Kolaborasi dengan ahli medis dalam pemberian antibiotik sesuai dengan indikasi.
1.      Mengetahui tanda-tanda infeksi dapat menentukan tindakan selanjutnya
2.      Agar tidak terjadi penyebaran infeksi atau dapat menghindari terjadinya infeksi nosokomial.
3.      Deteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk melakukan tindakan dengan segera dan pencegahan terhadap komplikasi selanjutnya.
4.      Dapat mengindikasikan perkembangan sepsis yang selanjutnya memerlukan evaluasi atau tindakan dengan segera.

5.      Peningkatan mobilisasi dan pembersihan sekresi paru untuk menurunkan resiko terjadinya pneumonia, atelektasis.

6.      analgentik dapat mengurangi rasa nyeripada klien.

2.2.4     Implementasi
Pada tahap implementasi atau pelaksanaan dari asuhan keperawatan meninjau kembali dari apa yang telah direncanakana atau intervensi sebelumnya, dengan tujuan utama pada pasien dapat mencakup  peredaan nyeri, kebutuhan nutrisi tercukupi pengurangan kecemasan.

2.2.5     Evaluasi
Hasil yang di harapkan setelah mendapatkan intervensi adalah sebagai berikut:
1.      Gangguan nyaman nyeri b/d aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises, pergangan dari terminal syaraf sekunder dari adanya batu pada ginjal, nyeri pasca bedah.
2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan status metabolik akibat keganasan, efek radioterapi/kemoterapi dan distres emosional.
3.      Resiko tinggi terhadap infeksi b.d jaringan trauma, kulit rusak, prosedur invasif.








BAB 3
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Kanker istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan malignan dalam setiap bagian tubuh. Pertumbuhan inJi tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembang dengan mengorbankan manusia yang menjadi hospesnya.
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.

3.2  Saran
1.      Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mengetahui penyebab dan pencegahannya agar dapat terhindar dari Ca ureter baik untuk dirinya sendiri maupun keluarga .
2.       Bagi Masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat agar mampu menjaga kesehatannya terutama jika ada  kelainan pada uterus maupun tubuh lainnya, segera konsultasikan ke dokter.
3.      Bagi Institusi
Diharapkan agar makalah ini menjadi refrensi untuk mendapat pengetahuan tentang bahayanya penyakit Ca ureter yang dapat menyebabkan kematian.