Senin, 01 Desember 2014

MENGANALISA ADVOKASI DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN


ADVOKASI DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN

1.      Definisi Advokasi Dalam Pendidikan Kesehatan
Advokasi adalah proses untuk memperoleh komitmen yang di lakukan secara persuasip dengan menggunakan informasi yang akurat dan tepat sehingga advokasi dapat di ilustrasikan. (Hidayat, 2008)
Advokasi adalah upaya pendekatan terhadap orang lain yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan. (Kozier, 2010)
Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan istilah advokasi dalam bidang hukum tersebut dijadikan sebagai penasehatnya dan memperoleh keadilan yang sungguh-sungguhnya, maka advokasi dalam bidang kesehatan diartikan upaya untuk memperoleh pembelaan, bantuan atau dukungan terhadap program kesehatan. (Bansley, 2008)
Analisa : advokasi di simpulkan bahwa suatu pembelaan terhadap seseorang khususnya pembelaan terhadap pasien dan pembelaan terhadap perawat untuk memperoleh suatu keadilan yang sebenarnya sesuai dengan undung- undang yang sudah ada.

2.      Tujuan Advokasi
Tujuan daripada kegiatan advokasi adalah untuk mendapatkan:
a.       Komitmen Politik
Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari pengaruh kekeuasaan politik yang sedang berjalan. Oleh karena itu komitmen dari para pembuat keputusan ditingkat dan disektor manapun mutlak dibutuhkan. Suatu program akan sulit dijalankan tanpa dukungan politik dari pemegang kekuasaan.
b.      Dukungan Kebijakan
Komitmen politik tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditindak lanjuti dengan dikeluarkannya kebijakan konkret dari para pembuat keputusan tersebut.
c.       Penerimaan Sosial
Penerimaan sosial sangat dibutuhkan untuk keberhasilan suatu program pendidikan kesehatan disuatu masyarakat. Masyarakat adalah sasaran daripada program pendidikan kesehatan. Jadi  dukungan dari masyarakat, terutama para tokoh masyarakat setempat mutlak harus diperoleh.
d.      Dukungan Sistem
Dalam suatu institusi yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan program pendidikan kesehatan harus ada organisasi kerja atau kelompok kerja yang dibentuk. Sistem sangat mempengaruhi keberhasilan suatu program, sebab dengan sistem yang baik akan lebih jelas tupoksi masing masing.

3.      Prinsip-Prinsip Dasar Advokasi.
a.       Realistis
Pilihan agenda harus realistis sehingga dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu, dengan mempertimbangkan  sumber daya yang tersedia baik material maupun spiritual.
b.      Sistematis
Advokasi memerlukan perencanaan yang akurat, jelas tujuannya, langkah langkahnya dan prioritasnya.
c.       Taktis
Advokasi tidak mungkin dilakukan secara sendiri sendiri, oleh karena itu perlu untuk membangun sekutu berdasarkan kesamaan kepentingan dan saling percaya. Sekutu adalah sekumpulan orang atau organisasi yang menjadi penggagas, pemrakarsa, penggerak dan pengendali seluruh kegiatan advokasi. Sekutu juga bisa dari pihak lain yang mendukung meski tidak terlibat langsung dalam gerakan advokasi.
d.      Strategis
Dalam upaya advokasi kita harus bisa mengidentifikasi dan memetakan kekuatan diri sendiri maupun kekuatan lawan (kekuatan oposisi). Sebab dalam upaya advokasi selalu ada pihak pihak yang beroposisi, sehingga untuk menghadapi pihak oposisi kita harus punya strategi.

e.       Berani
Advokasi mengupayakan perubahan secara bertahap, tidak tergesa gesa. Jadikan agenda dan strategi yang telah dirancang sebagai motor gerakan dan tetap berpijak pada agenda bersama dengan penuh keyakinan dan keberanian.

Analisa : dalam melakukan advokasi atau mengambil suatu kesimpulan seseorang harus mempunyai tujuan dan prinsif-prinsif dalam melakukan advokasi khusunya pada bidang kesehatan, contohnya, seorang perawat harus mampu memberikan pelayanan yang akurat, realistis dan sistematis kepada pasien, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pasien terhadap perawat itu sendiri.
Tujuan dari advokasi itu sendiri adalah untuk mempengaruhi pemegang kekuasaan atau kebijakan agar mendukung program yang di rencanakan

4.      Metode Dan Tehnik Advokasi
Metode dan tehnik advokasi perlu dipersiapkan untuk keberhasilan lobi-lobi dalam upaya advokasi tersebut. Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan tergantung kebutuhan advokasi yang akan dilakukan.
a.       Lobi Politik
Lobi adalah berbincang – bincang secara informal dengan para pejabat untuk menginformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan yang akan dilaksanakan.
b.      Seminar/Presentasi
Seminar / presentasi yang dihadiri oleh para pejabat lintas program dan lintas sektoral perlu dilakukan untuk memaparkan gagasan-gagasan yang akan dikerjakan
c.       Advokasi Media
Untuk mempermudah penyampaian gagasan atau penyampaian opini guna  memperluas dukungan dari berbagai kalangan maka peran media massa sangat penting. Akhir akhir ini peran televisi dan sosial media didunia maya memegang peranan sangat penting dalam mempengaruhi kebijakan para pemegang kekuasaan.

d.      Perkumpulan
Pendekatan kepada pihak lain yang memiliki kepentingan yang sama terhadap suatu permasalahan juga diperlukan untuk memperbesar kekuatan sehingga lebih diperhitungkan oleh pengambil kebijakan. Oleh karena itu diperlukan untuk membentuk sekutu dengan pihak lain yang memiliki kepentingan yang sama.

Analisa : metode komunikasi bermacam jenis tetapi dalam membuat suatu advokasi dan mencapai hasil yang di inginkan seseorang harus menggunakan komunikasi yang efektif seperti menyampaikan komunikasi antara lain jelas, benar, nyata, lengkap, ringkas, meyakinkan, nyambung, berani, hati-hati dan yang terpenting sopan santun. Sehingga dapat memberikan informasi yang akurat kepada pasien.

5.      Langkah Langkah Advokasi
Setiap kasus mempunyai keunikan dan kekhasan. Advokasi suatu kasus tidak srta merta dapat ditiru untuk advokasi kasus yang lain. (Bensley, 2010)
a.       Tahap Persiapan
Sebelum memulai suatu gerakan advokasi harus dibuat persiapan yang matang baik isu yang disampaikan, tuntutannya, data pendukungnya, strateginya dll.
a)      Tentukan Isu Strategis
Isu strategis menyangkut masalah mendasar yang diperjuangkan. Isu strategis harus menyangkut kepentingan semua anggota dan sesuai dengan tujuan kepentingan organisasi. Untuk itu perlu dilakukan penyadaran bersama untuk memahami kasus dan kesepakatan perjuangan bersama.
b)      Pengumpulan Data dan Informasi
Organisasi harus melakukan pengumpulan data dan informasi yang akurat. Data dan informasi harus diolah dan disusun dengan rapi. Data yang akurat akan membantu meyakinkan para pengambil keputusan bahwa program tersebut harus didukung.

c)      Bentuk Sekutu
Jika kasusu dapat diperjuangkan bersama dengan pihak lain yang punya kepentingan sama , maka perlu dibuat sekutu. Misalnya PPNI, IDI, IBI dll membentuk sekutu untuk memperjuangkan hak-hak petugas kesehatan. Jika diperjuangkan secara bersama-sama akan lebih mudah keberhasilannya.
d)     Bentuk Aliansi
Aliansi merupakan gabungan orgaisasi yang berbeda bentuk dan kepentingan, namun organisasi yang tergabung dalam aliansi bersepakat menyatakan keprihatinan dan solidaraitas dalam memperjuangkan kasus tersebut.
e)      Membuat Pesan Advokasi yang Menarik
Pesan atau tuntutan-tuntutan dalam advokasi harus dibuat menarik, baru, dan memancing perhatian masyarakat luas untuk memahami permasalahan. Bahasa harus lugas, mudah dipahami, kalimat tidak bertele-tele, dan ada uraian tuntutan yang jelas.
b.      Tahap Pelaksanaan
Setelah persiapan dimatangkan, isu strategis sudah mantap, datanya lengkap dan akurat, kelompok pendukung sudah dihimpun, tuntutan sudah disusun, maka selanjutnya dimulai pada pelaksanaan.
a)      Lemparkan Isu dan Kampanye ke Masyarakat
Advokasi harus menarik perhatian masyarakat. Lakukan pendidikan dan penyadaran kepada masyarakat luas. Gunakan media pesan yang sudah disiapkan misalnya poster, leaflet, pamflet, buletin. Bisa juga diadakan demonstrasi, unjuk rasa , seminar, jumpa pers, dan berbagai model lainnya.
b)      Lakukan Lobi atau pendekatan
Lakukan pendekatan kepada pihak tertentu yang mempunyai wewenang membuat keputusan atau membuat aturan-aturan. Lobi dapat dilakukna ke pihak pemerintah, wakil rakyat dan pihak lain.
c)      Kontak dengan Media Massa
Manfaatkan medias massa. Kontak koran, televisi, radio dan majalahuntuk meliput kegiatan advokasi. Jika adsvokasi sudah dimuat dimedia massa maka jutaan orang akan menonton, medengar atau membaca kasusu tersebut maka dukungan akan datang dari berbagai pihak.
d)     Aksi Bersama dan Demonstrasi
Jika dilakukan aksi bersama maka kegiatan advokasi akan lebih menarik perhatian orang banyak. Aksi bersama yang paling umum dilakukan adalah demonstrasi. Bisa juga dengan aksi jalan kaki, kemah bersama dihalaman kantor yang dituntut, rapat akbar dan lain lain .
c.       Tahap Penilaian
Tujuan advokasi adalah meraih kemenangan. Advokasi bukan bualan. Untuk mencapai kemenangan advokasi kadang membutuhkan waktu yang lama. Karena itu secara teratur dan tertib setiap advokasi harus dipelajari keberhasilan dan kekurangannya. Untuk itu lakukan refleksi bersama sesuai tujuan yang telah dicanangkan. Tanpa Evaluasi adovokasi bisa saja layu sebelum berkembang atau seperti KJDR (kematian janin dalam rahim).

Analisa : dalam membuat advokasi harus mempunyai suatu tahapan yang baik. Setiap advokasi harus dicari titik yang tepat, cara yang unik dan hal-hal baru yang akan di laksanakan. Selain itu advokasi harus menarik perhatian media. Melalui publikasi dari media mssa seperti televisi, koran, majalah berita, media sosial diharapkan advokasi yang dijalankan akan mendapat simpati atau dukungan dari masyarakat luas, setelah membuat suatu tahapan atau rencana dan telah di laksanakan dengan benar, maka di lakukan penilaian yang sesuai dengan hasil dari pelaksanaan dengan tujuan hasil yang sangat memuaskan bagi seorang yang membuat advokasi.  




6.      Analisa Aplikasi Advokasi Dalam Pendidikan Kesehatan
Advokasi dalam pendidikan dapat diaplikasikan di berbagai tingkat, dari tingkat  nasional sampai dilinhgkungan kerja. Salah satu contoh advokasi yang baru saja berhasil dicapai adalah disahkannya Undang Undang Keperawatan.
Keluaran atau output advokasi sektor kesehatan dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk, yakni output dalam bentuk perangkat lunak (software), dan output dalam bentuk perangkat keras (hardware).
Indikator output dalam bentuk perangkat lunak, adalah peraturan – peraturan atau undang – undang sebagai bentuk kebijakan atau perwujudan dari komitmen politik terhadap program – program kesehatan, misalnya :
a.       Undang – undang
b.      Peraturan pemerintah
c.       Keputusan presiden
d.      Keputusan menteri atau dirjen
e.       Peraturan daerah
f.       Surat keputusan gubernur, bupati, atau camat dan seterusnya.
Sedangkan indikator output dalam bentuk perangkat keras, antara  lain :
a.       Meningkatkan dana atau anggaran untuk pembangunan kesehatan
b.      Tersedianya atau dibangunnya fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik, dan sebagainya
c.       Dibangunnya atau tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, isalnya air bersih, jamban keluarga, atau jamban umum, tempat sampah dan sebagainya
d.      Dilengkapinya perlatan kesehatan, seperti laboratotium, perlatan pemeriksaan fisik dan sebagainya.

7.      Contoh advokasi dalam bidang kesehatan
a.       Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman. Contoh: Jika ada ibu bersalin yang lahir di dukun dan menggunakan peralatan yang tidak steril, maka bidan melakukan advokasi kepada pemerintah setempat agar pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun menggunakan peralatan yang steril salah satu caranya adalah melakukan pembinaan terhadap dukun bayi dan pemerintah memberikan sangsi jika ditemukan dukun bayi di lapangan menggunakan alat-alat yang tidak steril. 
b.      Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan. Bidan sebagai advocator mempunyai tugas antara lain: 
c.       Mempromosikan dan melindungi kepentingan orang-orang dalam pelayanan kebidanan, yang mungkin rentan dan tidak mampu melindungi kepentingan mereka sendiri. 
d.      Membantu masyarakat untuk mengakses kesehatan yang relevan dan informasi kesehatyan dan membertikan dukungan sosial. 
e.       Melakukan kegiatan advokasi kepada para pengambil keputusan berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. 
Melakukan upaya agar para pengambil keputusan tersebut meyakini atau mempercayai bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu di dukung melalui kebijakan atau keputusan politik dalam bentuk peraturan, Undang-Undang, instruksi yang menguntungkan kesehatan public dengan sasaran yaitu pejabat legislatif dan eksekutif. Para pemimpin pengusaha, organisasi politik dan organisasi masyarakat baik tingkat pusat, propinsi, kabupaten, keccamatan desa kelurahan.
Contoh lainnya adalah, dimana telah di sah kan undang- undang keperawatan dan sebagainya, seperti :
g.      Undang – undang
h.      Peraturan pemerintah
i.        Keputusan presiden
j.        Keputusan menteri atau dirjen
k.      Peraturan daerah
l.        Surat keputusan gubernur, bupati, atau camat dan seterusnya.
Sedangkan indikator output dalam bentuk perangkat keras, antara  lain :
e.       Meningkatkan dana atau anggaran untuk pembangunan kesehatan
f.       Tersedianya atau dibangunnya fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik, dan sebagainya
g.      Dibangunnya atau tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, isalnya air bersih, jamban keluarga, atau jamban umum, tempat sampah dan sebagainya
h.      Dilengkapinya perlatan kesehatan, seperti laboratotium, perlatan pemeriksaan fisik dan sebagainya.


















DAFTAR PUSTAKA


Bensley, Robert J. (2008).  Metode Pendidikan Kesehatam Masyarakat. Jakarta: EGC

Fatmanadia. (2012). Kepemimpinan Dan Advokasi Dalam Pelayanan Kebidanan, http://fatmanadia.wordpress.com.

Gustin. (2012). Advokasi Dalam Promosi Kesehatan,

Hidayat, A. Alimul. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: salemba Medika

Kozier, dkk. (2010). Buku Ajar Fundamentas Keperawatan. Jakarta: EGC

Notoatmoedtjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar