ADVOKASI
DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN
1.
Definisi Advokasi Dalam Pendidikan Kesehatan
Advokasi adalah proses untuk memperoleh komitmen yang
di lakukan secara persuasip dengan menggunakan informasi yang akurat dan tepat
sehingga advokasi dapat di ilustrasikan. (Hidayat, 2008)
Advokasi
adalah upaya pendekatan terhadap orang lain yang mempunyai pengaruh terhadap
keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan. (Kozier, 2010)
Advokasi secara harfiah berarti
pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan
istilah advokasi dalam bidang hukum tersebut dijadikan sebagai penasehatnya dan
memperoleh keadilan yang sungguh-sungguhnya, maka advokasi dalam bidang
kesehatan diartikan upaya untuk memperoleh pembelaan, bantuan atau dukungan
terhadap program kesehatan. (Bansley, 2008)
Analisa : advokasi di
simpulkan bahwa suatu pembelaan terhadap seseorang khususnya pembelaan terhadap
pasien dan pembelaan terhadap perawat untuk memperoleh suatu keadilan yang
sebenarnya sesuai dengan undung- undang yang sudah ada.
2.
Tujuan
Advokasi
Tujuan
daripada kegiatan advokasi adalah untuk mendapatkan:
a.
Komitmen Politik
Pembangunan
kesehatan tidak terlepas dari pengaruh kekeuasaan politik yang sedang berjalan.
Oleh karena itu komitmen dari para pembuat keputusan ditingkat dan disektor
manapun mutlak dibutuhkan. Suatu program akan sulit dijalankan tanpa dukungan
politik dari pemegang kekuasaan.
b.
Dukungan Kebijakan
Komitmen
politik tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditindak lanjuti dengan
dikeluarkannya kebijakan konkret dari para pembuat keputusan tersebut.
c.
Penerimaan Sosial
Penerimaan
sosial sangat dibutuhkan untuk keberhasilan suatu program pendidikan kesehatan disuatu
masyarakat. Masyarakat adalah sasaran daripada program pendidikan kesehatan.
Jadi dukungan dari masyarakat, terutama
para tokoh masyarakat setempat mutlak harus diperoleh.
d.
Dukungan Sistem
Dalam
suatu institusi yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan program pendidikan
kesehatan harus ada organisasi kerja atau kelompok kerja yang dibentuk. Sistem
sangat mempengaruhi keberhasilan suatu program, sebab dengan sistem yang baik
akan lebih jelas tupoksi masing masing.
3.
Prinsip-Prinsip
Dasar Advokasi.
a. Realistis
Pilihan
agenda harus realistis sehingga dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu,
dengan mempertimbangkan sumber daya yang
tersedia baik material maupun spiritual.
b. Sistematis
Advokasi
memerlukan perencanaan yang akurat, jelas tujuannya, langkah langkahnya dan
prioritasnya.
c. Taktis
Advokasi
tidak mungkin dilakukan secara sendiri sendiri, oleh karena itu perlu untuk
membangun sekutu berdasarkan kesamaan kepentingan dan saling percaya. Sekutu
adalah sekumpulan orang atau organisasi yang menjadi penggagas, pemrakarsa,
penggerak dan pengendali seluruh kegiatan advokasi. Sekutu juga bisa dari pihak
lain yang mendukung meski tidak terlibat langsung dalam gerakan advokasi.
d. Strategis
Dalam
upaya advokasi kita harus bisa mengidentifikasi dan memetakan kekuatan diri
sendiri maupun kekuatan lawan (kekuatan oposisi). Sebab dalam upaya advokasi
selalu ada pihak pihak yang beroposisi, sehingga untuk menghadapi pihak oposisi
kita harus punya strategi.
e. Berani
Advokasi
mengupayakan perubahan secara bertahap, tidak tergesa gesa. Jadikan agenda dan
strategi yang telah dirancang sebagai motor gerakan dan tetap berpijak pada
agenda bersama dengan penuh keyakinan dan keberanian.
Analisa : dalam melakukan advokasi atau mengambil suatu
kesimpulan seseorang harus mempunyai tujuan dan prinsif-prinsif dalam melakukan
advokasi khusunya pada bidang kesehatan, contohnya, seorang perawat harus mampu
memberikan pelayanan yang akurat, realistis dan sistematis kepada pasien,
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pasien terhadap perawat itu sendiri.
Tujuan dari
advokasi itu sendiri adalah untuk
mempengaruhi pemegang kekuasaan atau kebijakan agar mendukung program yang di
rencanakan
4.
Metode
Dan Tehnik Advokasi
Metode
dan tehnik advokasi perlu dipersiapkan untuk keberhasilan lobi-lobi dalam upaya
advokasi tersebut. Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan tergantung
kebutuhan advokasi yang akan dilakukan.
a. Lobi
Politik
Lobi
adalah berbincang – bincang secara informal dengan para pejabat untuk
menginformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan yang akan
dilaksanakan.
b. Seminar/Presentasi
Seminar
/ presentasi yang dihadiri oleh para pejabat lintas program dan lintas sektoral
perlu dilakukan untuk memaparkan gagasan-gagasan yang akan dikerjakan
c. Advokasi
Media
Untuk
mempermudah penyampaian gagasan atau penyampaian opini guna memperluas dukungan dari berbagai kalangan
maka peran media massa sangat penting. Akhir akhir ini peran televisi dan
sosial media didunia maya memegang peranan sangat penting dalam mempengaruhi
kebijakan para pemegang kekuasaan.
d. Perkumpulan
Pendekatan
kepada pihak lain yang memiliki kepentingan yang sama terhadap suatu
permasalahan juga diperlukan untuk memperbesar kekuatan sehingga lebih
diperhitungkan oleh pengambil kebijakan. Oleh karena itu diperlukan untuk
membentuk sekutu dengan pihak lain yang memiliki kepentingan yang sama.
Analisa
: metode komunikasi bermacam jenis tetapi dalam membuat suatu advokasi dan
mencapai hasil yang di inginkan seseorang harus menggunakan komunikasi yang
efektif seperti menyampaikan komunikasi antara lain jelas, benar, nyata, lengkap, ringkas, meyakinkan, nyambung, berani, hati-hati dan yang terpenting sopan santun. Sehingga dapat memberikan informasi yang
akurat kepada pasien.
5.
Langkah
Langkah Advokasi
Setiap kasus mempunyai
keunikan dan kekhasan. Advokasi suatu kasus tidak srta merta dapat ditiru untuk
advokasi kasus yang lain. (Bensley, 2010)
a. Tahap
Persiapan
Sebelum
memulai suatu gerakan advokasi harus dibuat persiapan yang matang baik isu yang
disampaikan, tuntutannya, data pendukungnya, strateginya dll.
a) Tentukan
Isu Strategis
Isu strategis
menyangkut masalah mendasar yang diperjuangkan. Isu strategis harus menyangkut
kepentingan semua anggota dan sesuai dengan tujuan kepentingan organisasi.
Untuk itu perlu dilakukan penyadaran bersama untuk memahami kasus dan
kesepakatan perjuangan bersama.
b) Pengumpulan
Data dan Informasi
Organisasi harus
melakukan pengumpulan data dan informasi yang akurat. Data dan informasi harus
diolah dan disusun dengan rapi. Data yang akurat akan membantu meyakinkan para
pengambil keputusan bahwa program tersebut harus didukung.
c) Bentuk
Sekutu
Jika kasusu dapat
diperjuangkan bersama dengan pihak lain yang punya kepentingan sama , maka
perlu dibuat sekutu. Misalnya PPNI, IDI, IBI dll membentuk sekutu untuk
memperjuangkan hak-hak petugas kesehatan. Jika diperjuangkan secara
bersama-sama akan lebih mudah keberhasilannya.
d) Bentuk
Aliansi
Aliansi merupakan
gabungan orgaisasi yang berbeda bentuk dan kepentingan, namun organisasi yang
tergabung dalam aliansi bersepakat menyatakan keprihatinan dan solidaraitas
dalam memperjuangkan kasus tersebut.
e) Membuat
Pesan Advokasi yang Menarik
Pesan atau tuntutan-tuntutan
dalam advokasi harus dibuat menarik, baru, dan memancing perhatian masyarakat
luas untuk memahami permasalahan. Bahasa harus lugas, mudah dipahami, kalimat
tidak bertele-tele, dan ada uraian tuntutan yang jelas.
b. Tahap
Pelaksanaan
Setelah persiapan
dimatangkan, isu strategis sudah mantap, datanya lengkap dan akurat, kelompok
pendukung sudah dihimpun, tuntutan sudah disusun, maka selanjutnya dimulai pada
pelaksanaan.
a) Lemparkan
Isu dan Kampanye ke Masyarakat
Advokasi harus menarik
perhatian masyarakat. Lakukan pendidikan dan penyadaran kepada masyarakat luas.
Gunakan media pesan yang sudah disiapkan misalnya poster, leaflet, pamflet,
buletin. Bisa juga diadakan demonstrasi, unjuk rasa , seminar, jumpa pers, dan
berbagai model lainnya.
b) Lakukan
Lobi atau pendekatan
Lakukan pendekatan
kepada pihak tertentu yang mempunyai wewenang membuat keputusan atau membuat
aturan-aturan. Lobi dapat dilakukna ke pihak pemerintah, wakil rakyat dan pihak
lain.
c) Kontak
dengan Media Massa
Manfaatkan medias
massa. Kontak koran, televisi, radio dan majalahuntuk meliput kegiatan
advokasi. Jika adsvokasi sudah dimuat dimedia massa maka jutaan orang akan
menonton, medengar atau membaca kasusu tersebut maka dukungan akan datang dari
berbagai pihak.
d) Aksi
Bersama dan Demonstrasi
Jika dilakukan aksi
bersama maka kegiatan advokasi akan lebih menarik perhatian orang banyak. Aksi
bersama yang paling umum dilakukan adalah demonstrasi. Bisa juga dengan aksi
jalan kaki, kemah bersama dihalaman kantor yang dituntut, rapat akbar dan lain
lain .
c. Tahap
Penilaian
Tujuan
advokasi adalah meraih kemenangan. Advokasi bukan bualan. Untuk mencapai
kemenangan advokasi kadang membutuhkan waktu yang lama. Karena itu secara
teratur dan tertib setiap advokasi harus dipelajari keberhasilan dan kekurangannya.
Untuk itu lakukan refleksi bersama sesuai tujuan yang telah dicanangkan. Tanpa
Evaluasi adovokasi bisa saja layu sebelum berkembang atau seperti KJDR
(kematian janin dalam rahim).
Analisa : dalam membuat advokasi harus mempunyai suatu tahapan yang
baik. Setiap advokasi harus dicari titik yang tepat, cara
yang unik dan hal-hal baru yang akan
di laksanakan. Selain itu advokasi harus menarik
perhatian media. Melalui publikasi dari media mssa seperti televisi, koran,
majalah berita, media sosial diharapkan advokasi yang dijalankan akan mendapat
simpati atau dukungan dari masyarakat luas,
setelah membuat suatu tahapan atau rencana dan telah di laksanakan dengan
benar, maka di lakukan penilaian yang sesuai dengan hasil dari pelaksanaan
dengan tujuan hasil yang sangat memuaskan bagi seorang yang membuat advokasi.
6.
Analisa Aplikasi Advokasi Dalam Pendidikan Kesehatan
Advokasi
dalam pendidikan dapat diaplikasikan di berbagai tingkat, dari tingkat nasional sampai dilinhgkungan kerja. Salah satu contoh advokasi yang baru saja berhasil dicapai adalah
disahkannya Undang Undang Keperawatan.
Keluaran
atau output advokasi sektor kesehatan dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk,
yakni output dalam bentuk perangkat lunak (software), dan output dalam bentuk
perangkat keras (hardware).
Indikator
output dalam bentuk perangkat lunak, adalah peraturan – peraturan atau undang –
undang sebagai bentuk kebijakan atau perwujudan dari komitmen politik terhadap
program – program kesehatan, misalnya :
a.
Undang – undang
b.
Peraturan pemerintah
c.
Keputusan presiden
d.
Keputusan menteri atau dirjen
e.
Peraturan daerah
f.
Surat keputusan gubernur, bupati,
atau camat dan seterusnya.
Sedangkan indikator output dalam
bentuk perangkat keras, antara lain :
a.
Meningkatkan dana atau anggaran
untuk pembangunan kesehatan
b.
Tersedianya atau dibangunnya
fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas,
poliklinik, dan sebagainya
c.
Dibangunnya atau tersedianya sarana
dan prasarana kesehatan, isalnya air bersih, jamban keluarga, atau jamban umum,
tempat sampah dan sebagainya
d.
Dilengkapinya perlatan kesehatan,
seperti laboratotium, perlatan pemeriksaan fisik dan sebagainya.
7.
Contoh advokasi dalam bidang kesehatan
a. Advokasi bagi wanita agar bersalin
dengan aman. Contoh: Jika ada ibu bersalin yang lahir di dukun dan menggunakan
peralatan yang tidak steril, maka bidan melakukan advokasi kepada pemerintah
setempat agar pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun menggunakan
peralatan yang steril salah satu caranya adalah melakukan pembinaan terhadap
dukun bayi dan pemerintah memberikan sangsi jika ditemukan dukun bayi di
lapangan menggunakan alat-alat yang tidak steril.
b. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam
tatanan pelayanan. Bidan sebagai advocator mempunyai tugas antara lain:
c. Mempromosikan dan melindungi
kepentingan orang-orang dalam pelayanan kebidanan, yang mungkin rentan dan
tidak mampu melindungi kepentingan mereka sendiri.
d. Membantu masyarakat untuk mengakses
kesehatan yang relevan dan informasi kesehatyan dan membertikan dukungan
sosial.
e.
Melakukan kegiatan advokasi kepada para pengambil keputusan
berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan.
Melakukan upaya agar para pengambil
keputusan tersebut meyakini atau mempercayai bahwa program kesehatan yang
ditawarkan perlu di dukung melalui kebijakan atau keputusan politik dalam
bentuk peraturan, Undang-Undang, instruksi yang menguntungkan kesehatan public
dengan sasaran yaitu pejabat legislatif dan eksekutif. Para pemimpin pengusaha,
organisasi politik dan organisasi masyarakat baik tingkat pusat, propinsi,
kabupaten, keccamatan desa kelurahan.
Contoh
lainnya adalah, dimana telah di sah kan undang- undang keperawatan dan
sebagainya, seperti :
g.
Undang – undang
h.
Peraturan pemerintah
i.
Keputusan presiden
j.
Keputusan menteri atau dirjen
k.
Peraturan daerah
l.
Surat keputusan gubernur, bupati,
atau camat dan seterusnya.
Sedangkan indikator output dalam
bentuk perangkat keras, antara lain :
e.
Meningkatkan dana atau anggaran
untuk pembangunan kesehatan
f.
Tersedianya atau dibangunnya
fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas,
poliklinik, dan sebagainya
g.
Dibangunnya atau tersedianya sarana
dan prasarana kesehatan, isalnya air bersih, jamban keluarga, atau jamban umum,
tempat sampah dan sebagainya
h.
Dilengkapinya perlatan kesehatan,
seperti laboratotium, perlatan pemeriksaan fisik dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Bensley, Robert
J. (2008). Metode Pendidikan Kesehatam Masyarakat.
Jakarta: EGC
Fatmanadia. (2012).
Kepemimpinan Dan Advokasi Dalam Pelayanan
Kebidanan, http://fatmanadia.wordpress.com.
Gustin. (2012).
Advokasi Dalam Promosi Kesehatan,
Hidayat, A. Alimul. (2008). Pengantar
Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: salemba Medika
Kozier, dkk.
(2010). Buku Ajar Fundamentas
Keperawatan. Jakarta: EGC
Notoatmoedtjo, Soekidjo. (2012). Promosi
Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar